Alomorf dan Distribusi Alomorf


 

 Alomorf di sini adalah varisasi afiks yang terjadi karena adanya pertemuan dengan fonem yang berbeda yang bisa menghasilkan : pemunculan fonem, pengekalan fonem, peluluhan fonem, dll.

 

Afiks

Alomorf

Ciri-ciri

Contoh

Keterangan

me-

meng-

Bentuk dasar dengan fonem awal /a/, /i/,/u/, /e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/, atau /x/.

me + ambil -> mengambil

Peluluhan /k/ kadang-kadang tidak terjadi jika dirasakan perlu untuk membedakan makna tertentu, contoh pada kata mengaji dan mengkaji.

 

menge-

Bentuk  dasar dengan satu suku kata ditambahkan dengan fonem /Ə/.

me + bom -> mengebom

 

 

 

me-

Bentuk dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ƞ/, /r/, /y/, atau /w/ tidak ada yang mengubah bentuk dasarnya.

me + latih -> melatih

 

 

men-

Bentuk dasar dengan fonem awal /d/ atau /t/.

me + duga -> menduga

me + tuduh -> menuduh

 

Untuk fonem /t/ kadang-kadang luluh, kadang-kadang tidak, contoh pada kata menerjemahkan dan menterjemahkan.

 

mem-

Bentuk dasar dengan fonem awal /b/, /p/, atau /f/.

me + babat -> membabat

 

       Untuk fonem /b/ dan /f/ pada proses afiksasi terdapat penambahan fonem /m/, sedangkan pada fonem /p/ terjadi peluluhan ke dalam fonem /m/.

       Untuk bentuk dasar yang diawali dengan per, pro, dan pe tertentu kadang-kadang tidak luluh.

 

 

meny-

Bentuk dasar dengan fonem awal /s/.

men + sapa -> menyapa

Di dalam ejaan lama, bentuk dasar dengan fonem awal /c/ dan /j/ turut diubah menjadi meny namun  saat ini sudah tidak lagi, contoh pada kata menyuci dan mencuci.

pe-

pe-

       Bentuk dasar dengan fonem awal /r/ atau dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /Ər/.

       Bentuk dasar dengan fonem  awal/m/, /n/, /r/, /l/, /w/, /y/, /ñ/, dan /ƞ/.

pe + rebut -> perebut

 

 

pe + manis -> pemanis

 

 

pel-

Pada bentuk dasar ajar

pe + ajari -> pelajari

 

 

per-

       Bentuk dasar nomina, ajektiva, dan numeralia dengan fonem awal selain /r/ atau dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /Ər/ serta bukan morfem ajar.

       Membentuk verba.

pe + besar -> perbesar

 

 

pem-

Bentuk dasar dengan fonem awal /b/, /p/, atau /f/.

pe +besar -> pembesar

Untuk fonem /b/ dan /f/ pada proses afiksasi terdapat penambahan fonem /m/, sedangkan pada fonem /p/ terjadi peluluhan ke dalam fonem /m/.

 

pen-

Bentuk dasar dengan fonem awal /d/ atau /t/.

pe + tulis -> penulis

 

Untuk fonem /t/ kadang-kadang luluh, kadang-kadang tidak, contoh pada kata penerjemah dan penterjemah.

 

peny-

Bentuk dasar dengan fonem awal /s/.

pe  + sunting -> penyunting

Di dalam ejaan lama, bentuk dasar dengan fonem awal /c/ dan /j/ turut diubah menjadi meny namun  saat ini sudah tidak lagi, contoh pada kata penyuci dan pencuci.

 

peng-

Bentuk dasar dengan fonem awal /a/, /i/,/u/, /e/, /o/, /Ə/, /k/, /g/,/h/, atau /x/.

 

pe + karang -> pengarang

pe + ikut -> pengikut

Peluluhan /k/ kadang-kadang tidak terjadi jika dirasakan perlu untuk membedakan makna tertentu, contoh pada kata pengaji dan pengkaji.

 

penge-

Bentuk  dasar dengan satu suku kata ditambahkan dengan fonem /Ə/.

pe + bom -> pengebom

 

 

ber-

be-

Bentuk dasar dengan fonem awal /r/ dan beberapa bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /Ər/

ber + renang -> berenang

ber +  kerja -> bekerja

 

 

bel-

Apabila ditambahkan pada dasar tertentu

ber + ajar -> belajar

ber + lunjur -> belunjur

 

 

ber-

Tidak berubah bentuknya apabila digabungkan dengan dasar di luar ciri-ciri pembentuk alomorf be- dan bel-

ber + obat -> berobat

 

ter-

te-

Bentuk dasar dengan fonem awal /r/

ter +rasa -> terasa

 

 

tel-

Apabila ditambahkan pada dasar anjur dan antar

ter + anjur -> telanjur

 

 

ter-

   Jika suku pertamanya berakhir dengan /Ər/

    Tidak berubah bentuknya apabila digabungkan dengan dasar di luar ciri-ciri pembentuk alomorf te- dan tel-

ter + percaya -> terpercaya

ter + dengar -> terdengar

 

 

di-

di-

Tidak mengalami perubahan pada bentuk dasar apapun

di + beli -> dibeli

Perlu diperhatikan bahwa di sebagai prefiks harus dibedakan dengan di sebagai preposisi.

-an

-wan

Bentuk dasar dengan fonem akhir /u/

pandu + an -> panduwan

Dalam sistem ejaan sekarang bunyi /w/ tidak dituliskan. Bunyi /w/ tersebut menurut Harimurti disebut bunyi luncuran sedangkan menurut Chaer disebut bunyi pelancar.

 

-yan

Bentuk dasar dengan fonem akhir /i/ dan /ay/

hari + an -> hariyan

Dalam sistem ejaan sekarang bunyi /y/ tidak dituliskan. Bunyi /y/ tersebut menurut Harimurti disebut bunyi luncuran sedangkan menurut Chaer disebut bunyi pelancar.

 

‘an

Bentuk dasar dengan fonem akhir /a/ yang bersuku terbuka

sama + an -> samaan

 

 

-an

Diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan sebuah konsonan

jawab + an -> jawaban

Disebut dengan pergeseran fonem karena konsonan tersebut bergeser membentuk suku kata baru dengan sufiks -an tersebut.

-kan

-kan

Tidak mengalami perubahan pada bentuk dasar apapun

tarik + kan -> tarikkan

 

-i

-i

Tidak mengalami perubahan pada bentuk dasar apapun

naik + i -> naiki

Kata dasar yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diikuti oleh sufiks -i.

 

 

 

Daftar Pustaka :

 

1.       Kridalaksana, Harimurti. 2009. Pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT         Gramedia Pustaka Utama.

 

2.       Ramlan, Prof Drs.M. 2009.  Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta :CV Karyono.

 

3.       Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses). Jakarta:PT Rineka     Cipta.

 

4.       Alwi, Hasan. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:PT Balai               Pustaka.

 

 

One thought on “Alomorf dan Distribusi Alomorf

Leave a comment