Relasi Makna Paradigmatik dan Relasi Makna Sintagmatik

Relasi makna dibagi dua yaitu relasi makna paradigmatik dan sintagmatik. Relasi paradigmatik adalah relasi makna yang dapat mengisi slot/fungsi sintaksis. Menurut Cruse (2004:145), relasi paradigmatik merupakan relasi makna dengan fungsi sintaksis dari sebuah kata, kelompok kata atau kalimat. Sementara itu, Rahyono (2011:20) berpendapat bahwa relasi paradigmatik adalah relasi antarkata yang memiliki kemungkinan untuk menduduki posisi yang sama dalam struktur kalimat. Relasi paradigmatik disebut juga relasi vertikal. Relasi ini mensyaratkan bahwa istilah pengganti yang digunakan harus berterima secara gramatikal.

Contoh :

Andi                       pergi          ke kampus

S                            P                   Keterangan Tempat.

Rumpang Subjek (S) pada kalimat di atas dapat digantikan dengan nama orang yang lain, misalnya Budi, Anto, atau Tuti.

Budi                         pergi         ke kampus -> berterima

Pulpen                     pergi         ke kampus -> tidak berterima

Rumpang S tidak dapat digantikan dengan nama benda mati atau hewan karena kalimat itu menjadi tidak berterima.

Relasi sintagmatik adalah relasi makna dalam satu frasa atau kalimat. Relasi ini merupakan relasi antarunit sintaksis dalam satu kalimat yang menunjukkan unit sintaksis yang berterima di dalam kalimat. Relasi ini disebut relasi horisontal.

Contoh :

Andi pergi ke kampus ->berterima.

Pergi ke kampus, Andi -> kalimat inversi, masih berterima

Kampus ke pergi Andi -> tidak berterima. Kata ‘ke’ memiliki keterikatan susunan dengan kata tempat ‘kampus’ sehingga urutannya tidak dapat dibolak balik.

 

Sumber Pustaka:

Cruse, D. Alan. 2004. Meaning in Language: An Introduction to Semantics and Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

Rahyono, F.X. (2011).Studi Makna. Jakarta: Penaku.